Masih kuingat waktu kecil dulu ketika belum ada rice cooker alias penanak nasi listrik, ibuku sering membuatkan nasi kepal dari nasi yang baru matang untukku dan adikku. Rasanya nikmat walau cuma sekedar nasi putih hangat yang diberi sedikit garam.
Masyarakat Jepang juga mengenal dan sangat menyukai makanan berupa nasi kepal yang bagi mereka dikenal sebagai Onigiri atau Nigirimeshi atau Omusubi ini. Penamaan ini tergantung dari daerah saja. Ada yang mengatakan bahwa masyarakat Jepang sebelah timur menyebut si nasi kepal ini sebagai Omusubi, sedangkan masyarakat Jepang sebelah barat cenderung mengenalnya dengan Onigiri.
Onigiri yang ditulis dengan おにぎり atau お握り, berasal dari verba 握る (baca: nigiru) yang berarti menggenggam. Nigirimeshi, terdiri dari kata ‘nigiri’ yang juga berasal dari verba 握る dan nomina ‘meshi’ yang berarti makanan atau nasi (ditulis: 飯). Sedangkan Omusubi (ditulis: おむすび) berasal dari verba 結ぶ (baca: musubu) yang berarti mengikat, menyatukan. Dari penjelasan ini, dengan mudah kita dapat memahami bahwa Onigiri atau Nigirimeshi atau Omusubi merupakan makanan berupa nasi yang dibuat dengan cara dikepal, digenggam atau dibentuk dengan meyatukan tangan atau jari-jari. Dan disebut Omusubi karena dulu nasi kepal ini dibungkus dengan daun bambu lalu diikat dengan tali untuk membawanya.
Selain dapat dibuat sendiri di rumah, di Jepang Onigiri juga sudah diproduksi secara masal oleh perusahaan-perusahaan produsen makanan dan dapat dengan mudah dibeli di supermarket, mini market, kios-kios di stasiun, dsb.
Beda Onigiri dengan nasi kepal buatan ibuku adalah bahwa nasi kepal buatan ibuku dibuat dari beras yang tidak pulen, yang sebenarnya lebih cocok disantap dengan hidangan berkuah seperti aneka gulai masakan Padang dan cocok pula untuk dibuatkan nasi goreng karena strukturnya yang tidak lengket satu sama lain. Namun jenis beras ini sebagai nasi kepal harus dikonsumsi saat masih hangat, karena begitu dingin butiran-butiran si nasi kepal akan burai bercerai berai. Sedangkan Onigiri si nasi kepal a la Jepang dibuat dari beras yang nasinya lengket sehingga setelah dingin pun bentuknya tidak akan rusak dan tetap enak.
Kalau dipikir-pikir mungkin ini juga merupakan salah satu asal muasal masyarakat Jepang tidak makan dengan tangan dan tidak begitu familiar dengan hidangan-hidangan berkuah. Mungkin, siapa tahu. Nasi Jepang akan lengket di tangan sehingga terasa mengganggu jika dimakan dengan tangan a la cara makan orang Indonesia namun mudah diangkat dengan sumpit. Dan kalau pun ada hidangan berkuah seperti sup miso (味噌汁, baca: miso siru), hidangan ini disantap terpisah, tidak dengan dituangkan atau dicampurkan ke nasi seperti gulai maupun sayuran berkuah kita. Kecuali kare yang memang bukan masakan asli Jepang, tapi berasal dari kari India.
Kembali ke Onigiri atau Omusubi, mungkin kita akan banyak menemukannya berbentuk segitiga dengan dibalut nori, yaitu rumput laut berbentuk lembaran seperti kertas. Namun Onigiri juga dapat berbentuk bulat, bulat pipih, dsb. Bahkan sekarang telah dijual cetakan-cetakan yang akan membentuk Onigiri ke bentuk-bentuk unik lainnya selain cetakan untuk bentuk segitiga yang konvensional.
Onigiri dapat dimakan begitu saja berupa nasi putih yang diberi sedikit garam untuk menikmati rasa asli nasi dari beras yang berkualitas bagus. Dapat pula diberi isi, ditaburi wijen hitam, dibalut dengan nori, semuanya terserah pada keinginan dan kreasi Anda.
Salah satu kenangan tak terlupakanku dari masa kuliah yang singkat di Jepang dulu adalah saat pertama kali makan Onigiri yang dibalut nori. Waktu itu jam makan siang di kampus. Teman-teman mahasiswi asing lainnya dan teman-teman Jepang baruku berkumpul di kantin untuk makan siang. Sebenarnya kantin juga menyediakan berbagai menu yang sebagian tidak mengandung daging babi sehingga mungkin bisa kukonsumsi. Namun hari itu aku sudah membeli dua buah Onigiri berisi potongan ikan salmon di mini market dalam perjalanan dari asrama ke kampus. Jadi langsung saja dengan percaya diri kubalutkan lembaran nori ke nasi kepalku. Tapi begitu gigitan pertama, semangatku langsung terbang. Walau dilahirkan dan dibesarkan di kota Padang yang kaya akan hidangan laut dan sudah mencintai hidangan laut sejak kecil, nori tidak termasuk dalam daftar favoritku. Bau agak amis dari nori sama sekali menghilangkan selera makanku. Rasanya wajahku membiru menahan supaya jangan mengeluarkan lagi nasi di mulutku di hadapan teman-teman yang sedang bersantap dengan nikmat waktu itu. Jadi begitulah, segalanya terpulang pada selera kita masing-masing. Onigiri-ku sudah pasti tidak akan dibalut nori karena kutidak suka nori, walau keripik kentang yang ditaburi potongan-potongan kecil nori adalah cemilan favoritku sejak masa itu dan walaupun temanku yang sama-sama berasal dari Padang justru suka nori dan menjadikannya cemilan pengganti kerupuk.
Nori dapat langsung dibalutkan pada Onigiri yang baru dibuat namun setelah beberapa lama nori tersebut akan menjadi lembek dan kehilangan kerenyahannya. Jadi jika Anda lebih suka nori yang renyah dan Onigiri Anda tidak langsung dimakan begitu jadi, maka dapat dipisahkan dulu dan baru dibalutkan ke Onigiri sewaktu akan disantap, seperti nori pada Onigiri yang dijual di supermarket atau kedai-kedai.
Secara tradisional, Onigiri biasanya diisi dengan umeboshi (梅干): sejenis buah plum atau aprikot Jepang yang diasinkan, okaka (おかか) yang terbuat dari katsuobushi (鰹節, serutan ikan cakalang yang diawetkan) yang diberi rasa dengan sedikit shoyu (醤油, sejenis kecap asin Jepang), shiozake (塩鮭): ikan salmon asin, dan lain sebagainya. Namun kembali lagi, Anda dapat saja mengisinya dengan apapun yang Anda sukai, selama itu cocok dipadukan dengan nasi, cukup kecil untuk diisikan ke tengah Onigiri, tidak berminyak atau basah berlebihan yang akan meresap ke dalam nasi sehingga membuyarkan bentuk Onigiri, dan bisa tahan lama kecuali Onigiri Anda akan segera disantap setelah dibuat.
Karena kemudahan pembuatannya dan praktis pula untuk dibawa-bawa, Onigiri sangat populer sebagai makanan untuk bekal perjalanan, piknik, pertandingan olahraga, dsb. Selain diisi, Onigiri dapat menjadi bagian dari isi kotak bekal makan siang bersama lauk dalam ukuran besar seperti ayam, ikan, dsb.
Ukuran Onigiri juga terserah pada keinginan dan kebutuhan Anda. Untuk bekal perjalanan jauh atau ransum anak pada pertandingan olahraga yang membutuhkan tenaga, Onigiri ukuran jumbo mungkin akan diterima dengan suka hati. Sedangkan sebagai bagian dari aneka hidangan pesta atau arisan atau cemilan saat kelaparan menonton pertandingan bola di TV di tengah malam, Onigiri mini tentunya akan lebih pas.
Saat membuat Onigiri, pertama basahi dulu telapak tangan agar nasi tidak terlalu lengket, lalu beri sedikit garam. Genggam dan padatkan nasi yang masih panas. Jika ingin bentuk segitiga, dapat dibentuk dengan sudut telunjuk dan ibu jari. Kalau ingin Onigiri yang diisi, jangan lupa untuk memasukkan isinya ke tengah-tengah nasi sebelum dikepal. Selain cara ini, Onigiri dapat pula dibuat dengan cetakan, yang tentu hasilnya lebih seragam dari segi bentuk maupun ukuran.
Onigiri ada pula yang dibakar. Namanya yaki onigiri. Setelah dibentuk Onigiri dibakar di atas kawat lalu dioles dengan shoyu. Dan selain dari beras putih, Onigiri dapat pula dibuat dari beras merah, selama jenis beras tersebut cukup pulen sehingga bisa dibentuk dan tidak hancur bentuknya begitu dingin.
Nah, silahkan berkreasi menciptakan Onigiri original Anda sendiri
Masyarakat Jepang juga mengenal dan sangat menyukai makanan berupa nasi kepal yang bagi mereka dikenal sebagai Onigiri atau Nigirimeshi atau Omusubi ini. Penamaan ini tergantung dari daerah saja. Ada yang mengatakan bahwa masyarakat Jepang sebelah timur menyebut si nasi kepal ini sebagai Omusubi, sedangkan masyarakat Jepang sebelah barat cenderung mengenalnya dengan Onigiri.
Onigiri yang ditulis dengan おにぎり atau お握り, berasal dari verba 握る (baca: nigiru) yang berarti menggenggam. Nigirimeshi, terdiri dari kata ‘nigiri’ yang juga berasal dari verba 握る dan nomina ‘meshi’ yang berarti makanan atau nasi (ditulis: 飯). Sedangkan Omusubi (ditulis: おむすび) berasal dari verba 結ぶ (baca: musubu) yang berarti mengikat, menyatukan. Dari penjelasan ini, dengan mudah kita dapat memahami bahwa Onigiri atau Nigirimeshi atau Omusubi merupakan makanan berupa nasi yang dibuat dengan cara dikepal, digenggam atau dibentuk dengan meyatukan tangan atau jari-jari. Dan disebut Omusubi karena dulu nasi kepal ini dibungkus dengan daun bambu lalu diikat dengan tali untuk membawanya.
Selain dapat dibuat sendiri di rumah, di Jepang Onigiri juga sudah diproduksi secara masal oleh perusahaan-perusahaan produsen makanan dan dapat dengan mudah dibeli di supermarket, mini market, kios-kios di stasiun, dsb.
Beda Onigiri dengan nasi kepal buatan ibuku adalah bahwa nasi kepal buatan ibuku dibuat dari beras yang tidak pulen, yang sebenarnya lebih cocok disantap dengan hidangan berkuah seperti aneka gulai masakan Padang dan cocok pula untuk dibuatkan nasi goreng karena strukturnya yang tidak lengket satu sama lain. Namun jenis beras ini sebagai nasi kepal harus dikonsumsi saat masih hangat, karena begitu dingin butiran-butiran si nasi kepal akan burai bercerai berai. Sedangkan Onigiri si nasi kepal a la Jepang dibuat dari beras yang nasinya lengket sehingga setelah dingin pun bentuknya tidak akan rusak dan tetap enak.
Kalau dipikir-pikir mungkin ini juga merupakan salah satu asal muasal masyarakat Jepang tidak makan dengan tangan dan tidak begitu familiar dengan hidangan-hidangan berkuah. Mungkin, siapa tahu. Nasi Jepang akan lengket di tangan sehingga terasa mengganggu jika dimakan dengan tangan a la cara makan orang Indonesia namun mudah diangkat dengan sumpit. Dan kalau pun ada hidangan berkuah seperti sup miso (味噌汁, baca: miso siru), hidangan ini disantap terpisah, tidak dengan dituangkan atau dicampurkan ke nasi seperti gulai maupun sayuran berkuah kita. Kecuali kare yang memang bukan masakan asli Jepang, tapi berasal dari kari India.
Kembali ke Onigiri atau Omusubi, mungkin kita akan banyak menemukannya berbentuk segitiga dengan dibalut nori, yaitu rumput laut berbentuk lembaran seperti kertas. Namun Onigiri juga dapat berbentuk bulat, bulat pipih, dsb. Bahkan sekarang telah dijual cetakan-cetakan yang akan membentuk Onigiri ke bentuk-bentuk unik lainnya selain cetakan untuk bentuk segitiga yang konvensional.
Onigiri dapat dimakan begitu saja berupa nasi putih yang diberi sedikit garam untuk menikmati rasa asli nasi dari beras yang berkualitas bagus. Dapat pula diberi isi, ditaburi wijen hitam, dibalut dengan nori, semuanya terserah pada keinginan dan kreasi Anda.
Salah satu kenangan tak terlupakanku dari masa kuliah yang singkat di Jepang dulu adalah saat pertama kali makan Onigiri yang dibalut nori. Waktu itu jam makan siang di kampus. Teman-teman mahasiswi asing lainnya dan teman-teman Jepang baruku berkumpul di kantin untuk makan siang. Sebenarnya kantin juga menyediakan berbagai menu yang sebagian tidak mengandung daging babi sehingga mungkin bisa kukonsumsi. Namun hari itu aku sudah membeli dua buah Onigiri berisi potongan ikan salmon di mini market dalam perjalanan dari asrama ke kampus. Jadi langsung saja dengan percaya diri kubalutkan lembaran nori ke nasi kepalku. Tapi begitu gigitan pertama, semangatku langsung terbang. Walau dilahirkan dan dibesarkan di kota Padang yang kaya akan hidangan laut dan sudah mencintai hidangan laut sejak kecil, nori tidak termasuk dalam daftar favoritku. Bau agak amis dari nori sama sekali menghilangkan selera makanku. Rasanya wajahku membiru menahan supaya jangan mengeluarkan lagi nasi di mulutku di hadapan teman-teman yang sedang bersantap dengan nikmat waktu itu. Jadi begitulah, segalanya terpulang pada selera kita masing-masing. Onigiri-ku sudah pasti tidak akan dibalut nori karena kutidak suka nori, walau keripik kentang yang ditaburi potongan-potongan kecil nori adalah cemilan favoritku sejak masa itu dan walaupun temanku yang sama-sama berasal dari Padang justru suka nori dan menjadikannya cemilan pengganti kerupuk.
Nori dapat langsung dibalutkan pada Onigiri yang baru dibuat namun setelah beberapa lama nori tersebut akan menjadi lembek dan kehilangan kerenyahannya. Jadi jika Anda lebih suka nori yang renyah dan Onigiri Anda tidak langsung dimakan begitu jadi, maka dapat dipisahkan dulu dan baru dibalutkan ke Onigiri sewaktu akan disantap, seperti nori pada Onigiri yang dijual di supermarket atau kedai-kedai.
Secara tradisional, Onigiri biasanya diisi dengan umeboshi (梅干): sejenis buah plum atau aprikot Jepang yang diasinkan, okaka (おかか) yang terbuat dari katsuobushi (鰹節, serutan ikan cakalang yang diawetkan) yang diberi rasa dengan sedikit shoyu (醤油, sejenis kecap asin Jepang), shiozake (塩鮭): ikan salmon asin, dan lain sebagainya. Namun kembali lagi, Anda dapat saja mengisinya dengan apapun yang Anda sukai, selama itu cocok dipadukan dengan nasi, cukup kecil untuk diisikan ke tengah Onigiri, tidak berminyak atau basah berlebihan yang akan meresap ke dalam nasi sehingga membuyarkan bentuk Onigiri, dan bisa tahan lama kecuali Onigiri Anda akan segera disantap setelah dibuat.
Karena kemudahan pembuatannya dan praktis pula untuk dibawa-bawa, Onigiri sangat populer sebagai makanan untuk bekal perjalanan, piknik, pertandingan olahraga, dsb. Selain diisi, Onigiri dapat menjadi bagian dari isi kotak bekal makan siang bersama lauk dalam ukuran besar seperti ayam, ikan, dsb.
Ukuran Onigiri juga terserah pada keinginan dan kebutuhan Anda. Untuk bekal perjalanan jauh atau ransum anak pada pertandingan olahraga yang membutuhkan tenaga, Onigiri ukuran jumbo mungkin akan diterima dengan suka hati. Sedangkan sebagai bagian dari aneka hidangan pesta atau arisan atau cemilan saat kelaparan menonton pertandingan bola di TV di tengah malam, Onigiri mini tentunya akan lebih pas.
Saat membuat Onigiri, pertama basahi dulu telapak tangan agar nasi tidak terlalu lengket, lalu beri sedikit garam. Genggam dan padatkan nasi yang masih panas. Jika ingin bentuk segitiga, dapat dibentuk dengan sudut telunjuk dan ibu jari. Kalau ingin Onigiri yang diisi, jangan lupa untuk memasukkan isinya ke tengah-tengah nasi sebelum dikepal. Selain cara ini, Onigiri dapat pula dibuat dengan cetakan, yang tentu hasilnya lebih seragam dari segi bentuk maupun ukuran.
Onigiri ada pula yang dibakar. Namanya yaki onigiri. Setelah dibentuk Onigiri dibakar di atas kawat lalu dioles dengan shoyu. Dan selain dari beras putih, Onigiri dapat pula dibuat dari beras merah, selama jenis beras tersebut cukup pulen sehingga bisa dibentuk dan tidak hancur bentuknya begitu dingin.
Nah, silahkan berkreasi menciptakan Onigiri original Anda sendiri